https://frenchysymphony.com/ GAZA – Anggota parlemen Likud, Amit Halevi, menyatakan Israel kini “tidak mampu menaklukkan Hamas.” Pernyataan ini dimuat oleh media Israel, Yedioth Ahronoth, yang juga mengutip Halevi yang menyebut konflik di Gaza sebagai “perang penipuan.”
“Kami telah berperang selama 20 bulan dengan rencana yang gagal dan Israel tidak berhasil menghancurkan Hamas. Kami tahu dalam semua perang bagaimana menaklukkan musuh kami, tetapi kami sekarang tidak mampu menaklukkan Hamas. Ini adalah perang penipuan dan mereka berbohong kepada kami mengenai prestasi mereka,” ungkap Halevi.
Pengeboman Brutal dan Tuduhan Genosida
Sementara itu, Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, mengecam pengeboman Israel terhadap sebuah rumah milik dokter Palestina, Alaa dan Hamdi Al-Najjar, pada hari Jumat lalu. Serangan itu menewaskan sembilan dari sepuluh anak mereka. Mengomentari sebuah video yang dipublikasikan oleh Mads Gilbert, seorang dokter Norwegia yang menjadi sukarelawan di Palestina, Albanese mengatakan serangan itu menggambarkan “pola sadis yang jelas dari fase baru genosida.” Alaa Al-Najjar, seorang dokter anak di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, dilaporkan menerima jenazah anak-anaknya saat sedang bertugas.
Seruan Penghentian Perang dari Veteran Militer Israel
Kelompok aktivis veteran militer Israel, Breaking the Silence, telah membagikan klip video para demonstran yang berpartisipasi dalam pawai di dekat perbatasan antara Gaza dan Israel. Para demonstran tersebut secara tegas menyerukan penghentian perang. “Kami datang ke sini untuk mengakhiri perang yang mengerikan ini,” kata salah satu peserta Israel. “Ini adalah bencana kemanusiaan yang menjijikkan yang menjadi tanggung jawab kita, dan sudah saatnya perang ini berakhir,” tambahnya. Para pengunjuk rasa membawa spanduk yang menyerukan agar pembunuhan dihentikan, sementara beberapa orang memukul drum dan instrumen lainnya.
Jajak Pendapat Ungkap Keraguan Publik Terhadap Netanyahu
Jajak pendapat terbaru, yang dilakukan oleh jaringan televisi Israel Channel 12, menanyakan kepada responden apakah Perdana Menteri Netanyahu lebih tertarik untuk tetap berkuasa daripada memenangkan perang atau membebaskan tawanan yang tersisa di Gaza.
Sekitar 55 persen responden mengatakan mereka percaya Netanyahu melihat tetap berkuasa sebagai tujuan utamanya, sementara hanya 36 persen yang percaya mengembalikan tawanan adalah yang terpenting bagi perdana menteri. Ketika pengembalian tawanan ditukar dengan “memenangkan perang,” tanggapannya tetap kurang lebih sama. Ketika ditanya mengapa tidak ada kesepakatan tawanan untuk gencatan senjata lagi, sekitar 53 persen responden mengatakan mereka percaya itu karena alasan politik.