Siapa Mohammad Al-Tawil? Pemuda Yordania yang Dipenjara 4 Tahun karena Unggah Surat Wasiat tentang Perlawanan terhadap Israelq

Pengadilan Yordania Menjatuhkan Hukuman Penjara

https://frenchysymphony.com/ Pengadilan di Yordania menjatuhkan hukuman penjara selama empat tahun kepada Mohammad Al-Tawil, seorang warga negara Yordania, karena mengunggah surat wasiat terakhir dua warga negara Yordania lainnya yang melakukan operasi perlawanan terhadap pasukan Israel secara daring. Seperti dilaporkan Quds News Network, Pengadilan Keamanan Negara Yordania mendakwanya dengan tuduhan membahayakan Kerajaan Hashemite, dengan mengeksposnya terhadap tindakan permusuhan dan gagal melaporkan “rencana teroris.”

1. Mengunggah Surat Wasiat untuk Melawan Israel

Dakwaan terhadap Al-Tawil didasarkan pada unggahan Facebook yang berisi dokumen dari Amer Qawwas dan Hossam Abu Ghazaleh. Putusan ini mengejutkan banyak warga Yordania, terutama setelah seruan publik dan parlemen yang meluas agar Al-Tawil dibebaskan. Penangkapannya menjadi bagian dari tindakan keras yang lebih luas terhadap para aktivis yang mendukung perlawanan Palestina.

2. Ditangkap Bersama 20 Aktivis, Tapi Hanya yang Diadili

Al-Tawil adalah salah satu dari banyak tahanan yang ditangkap setelah operasi perlawanan yang dilakukan sebagai respons terhadap genosida Israel di Gaza. Intelijen Yordania menginterogasinya bersama 20 aktivis lainnya, dengan mempertanyakan hubungan mereka dengan para korban. Meskipun sebagian besar tahanan akhirnya dibebaskan, Al-Tawil diadili dan dijatuhi hukuman penjara.

3. Yordania Mengekang Aktivis yang Mendukung Perlawanan Palestina

Kasus Al-Tawil bukan satu-satunya hukuman berat terhadap individu yang dituduh mendukung perlawanan Palestina. Pada 19 Februari, pengadilan yang sama menjatuhkan hukuman delapan tahun penjara kepada dua saudara lelaki Yordania, Abdullah dan Walid Al-Khawalda, yang dituduh berupaya melakukan operasi perlawanan di dekat perbatasan Palestina yang diduduki. Pasukan keamanan Yordania terus menahan sejumlah aktivis, beberapa di antaranya ditempatkan di sel isolasi tanpa tuduhan yang jelas. Banyak dari mereka adalah peserta protes terhadap genosida di Gaza dan keputusan Yordania untuk membuka koridor darat yang membantu Israel. Tindakan keras ini meningkat seiring dengan meluasnya protes publik terhadap pelanggaran Israel di Gaza.

4. Pendukung Ikhwanul Muslimin Juga Jadi Target Penangkapan

Pada awal Maret, sumber-sumber lokal melaporkan gelombang baru penggerebekan keamanan. Pihak berwenang Yordania menangkap lebih dari 34 anggota dan pendukung Ikhwanul Muslimin. Penggerebekan ini biasanya dilakukan setelah tengah malam, dan mereka yang ditangkap ditempatkan di sel isolasi tanpa akses ke keluarga atau pengacara. Ikhwanul Muslimin mengutuk keras penangkapan ini. Muath Al-Khawalda, juru bicara kelompok tersebut, mengkritik tindakan pemerintah dalam wawancara baru-baru ini. Ia menegaskan bahwa Yordania menghadapi tantangan besar, namun alih-alih menangani masalah yang mendesak, pemerintah lebih memilih untuk menekan kebebasan publik. Ia juga menekankan bahwa banyak aktivis yang ditangkap telah bekerja mendukung Gaza selama serangan militer Israel yang sedang berlangsung. Muath menyerukan pembebasan segera semua tahanan yang ditangkap karena sikap pro-Gaza mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *