WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengerahkan 24 jet tempur siluman F-22 Raptor dan enam T-38 Talon dalam latihan militer bertajuk “Elephant Walk”. Latihan ini dilaksanakan pada 31 Januari 2025 di Pangkalan Angkatan Udara Langley, di tengah ketegangan yang semakin memuncak antara AS, Rusia, dan China. Manuver ini digelar oleh Sayap Tempur ke-1 (1st FW) Angkatan Udara AS (USAF), dan bertujuan untuk menunjukkan kesiapan tempur pasukan.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/hamas-menyatakan-klaim-kemenangan-israel-adalah-ilusi-yang-hancur/
Tujuan Latihan Elephant Walk
Menurut keterangan dari USAF yang dilansir oleh EurAsian Times pada Kamis (13/2/2025), latihan ini dirancang untuk menguji kemampuan Sayap Tempur ke-1 dalam memobilisasi armadanya secara cepat, serta mensimulasikan skenario pertempuran di dunia nyata. Manuver ini menunjukkan kesiapan unit untuk memproyeksikan kekuatan militer dengan segera ketika dibutuhkan.
Pesawat-pesawat yang berpartisipasi dalam latihan ini meluncur dalam formasi rapat di sepanjang landasan pacu, sebuah teknik yang dikenal sebagai “Elephant Walk”. Tujuan dari latihan ini adalah untuk mensimulasikan penyebaran respons cepat dan memastikan bahwa pilot dan kru darat terlatih dalam meluncurkan sejumlah besar pesawat dengan waktu yang sangat terbatas.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/macron-menentang-usulan-trump-soal-pencaplokan-gaza/
Pameran Kemampuan Tempur Angkatan Udara AS
USAF turut membagikan foto-foto spektakuler dari latihan tersebut, termasuk rekaman udara yang diambil oleh prajurit senior USAF, Ian Sullens, dengan menggunakan helikopter CH-47 Chinook. Gambar-gambar ini menampilkan ketepatan dan koordinasi yang terlibat dalam latihan, serta kemampuan Sayap Tempur ke-1 dalam menjalankan tugasnya. “Sayap Tempur ke-1 memimpin dalam kemampuan tempur dan daya hancur di seluruh dunia, berperan sebagai Sayap Superioritas Udara utama Amerika,” ujar pihak USAF.
Sayap Tempur ke-1 merupakan salah satu unit terpenting dalam Angkatan Udara AS, yang mengoperasikan dan memelihara F-22 Raptor, pesawat tempur superioritas udara generasi kelima. Unit ini juga bertanggung jawab atas pengoperasian T-38 Talon, jet latih yang digunakan untuk melatih pilot F-22. Selain itu, Sayap Tempur ke-1 adalah rumah bagi satu-satunya Unit Pelatihan Formal F-22, yang bertugas untuk melatih dan mengembangkan pilot-pilot pesawat tempur elit ini.
Signifikansi Strategis dari Manuver Elephant Walk
Manuver Elephant Walk yang melibatkan F-22 ini bukanlah yang pertama di Pangkalan Angkatan Udara Langley. Sebelumnya, latihan serupa pernah dilaksanakan pada 2019. Bahkan, pada tahun 2020, sebanyak 26 unit F-22 Raptor melaksanakan manuver serupa di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Alaska, yang juga menarik perhatian dunia internasional. Latihan ini sering dipandang sebagai alat uji operasional serta sebagai sarana untuk mengirimkan pesan strategis.
F-22 Raptor adalah pesawat tempur superioritas udara tercanggih di dunia. Oleh karena itu, manuver seperti Elephant Walk berfungsi untuk memperkuat daya pencegah terhadap musuh, sekaligus memperlihatkan kesiapan dan proyeksi kekuatan militer AS di panggung global.
Asal-Usul Manuver Elephant Walk
Istilah “Elephant Walk” pertama kali digunakan pada Perang Dunia II, ketika pesawat-pesawat pengebom Sekutu, yang bersiap untuk misi besar, lepas landas dalam formasi berdekatan. Bentuk formasi yang menyerupai kawanan gajah yang bergerak bersama menuju sumber air ini kemudian diadopsi sebagai nama untuk manuver tersebut.
Meskipun pada awalnya digunakan untuk menggambarkan pengerahan massal pesawat pengebom berat, manuver ini kini lebih sering digunakan untuk latihan skala besar. Elephant Walk melibatkan tampilan terkoordinasi dari pesawat yang lepas landas, mendarat, atau meluncur secara berurutan, yang menunjukkan kemampuan unit untuk meluncurkan pasukan siap tempur dengan pemberitahuan minimal.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/hamas-penarikan-pasukan-israel-dari-koridor-netzarim-tanda-kekalahan-zionis/
Risiko dan Tujuan Latihan Elephant Walk
Meski tampak sebagai demonstrasi kekuatan yang mengesankan, manuver Elephant Walk membawa risiko besar dalam skenario peperangan nyata. Menyusun sejumlah besar pesawat bernilai tinggi dalam satu lokasi meningkatkan kerentanannya terhadap serangan musuh, terutama dengan kemajuan teknologi rudal presisi yang dapat meningkatkan efektivitas serangan mendahului.
Namun demikian, F-22 Raptor tetap menjadi bagian integral dari strategi militer AS, terutama di kawasan Indo-Pasifik. Pesawat ini secara rutin dikerahkan ke Pangkalan Udara Kadena di Jepang, yang merupakan pangkalan terdekat dengan Taiwan. Walaupun F-22 akan segera digantikan oleh pesawat tempur Next-Generation Air Dominance (NGAD) dalam waktu dekat, latihan Elephant Walk yang melibatkan F-22 berfungsi lebih sebagai pameran kekuatan armada dan koordinasi unit, serta untuk mengirimkan pesan bahwa USAF siap melaksanakan proyeksi kekuatan dalam waktu singkat.
Artikel Terkait :