https://frenchysymphony.com/ TEL AVIV – Universitas Ben Gurion Israel melaporkan bahwa enam dari laboratorium penelitian utamanya mengalami kerusakan parah, dan sembilan lainnya rusak akibat serangan rudal Iran yang menargetkan kampus Soroka University Medical Center pada 19 Juni.
Dampak pada Penelitian dan Fasilitas
Menurut universitas, kerusakan pada enam laboratorium tersebut menghancurkan pekerjaan penelitian bertahun-tahun di berbagai proyek di bidang kedokteran dan biologi. Ruang kelas, laboratorium pengajaran, dan ruang bedah Fakultas Ilmu Kesehatan juga terdampak signifikan, bersama dengan 30 gedung di Marcus Family Campus.
Estimasi Kerugian dan Dampak Sosial
Universitas masih dalam proses menghitung biaya kerugian, yang diperkirakan mencapai puluhan, bahkan mungkin ratusan juta shekel. Selain itu, 50 rumah anggota fakultas atau staf dan 48 rumah mahasiswa rusak, memaksa 25 anggota staf dan 41 mahasiswa untuk dievakuasi. Empat keluarga dari kota yang rumahnya rusak kini ditempatkan di fasilitas asrama mahasiswa, bersama dengan beberapa karyawan yang dievakuasi.
Latar Belakang Konflik Iran-Israel
Konflik antara Iran dan Israel dimulai pada 13 Juni dengan serangan udara militer Zionis terhadap situs-situs militer dan nuklir Iran. Teheran membalas dengan meluncurkan gelombang serangan rudal ke berbagai situs militer dan fasilitas penting di Israel. Ketegangan meningkat setelah Amerika Serikat (AS) terlibat dengan membombardir tiga situs nuklir Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—selama akhir pekan. Iran kemudian membalas dengan menyerang Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, yang dioperasikan oleh militer AS. Selama 12 hari pertempuran udara, lebih dari 200 orang tewas di Iran dan 28 di Israel, sementara situs-situs penting di kedua negara mengalami kerusakan.
Gencatan Senjata dan Klaim Kemenangan
Pada hari Selasa (24/6/2025), Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengumumkan gencatan senjata dengan Israel, menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump bahwa kedua negara telah menyetujuinya. Baik Iran, Israel, maupun AS sama-sama mengklaim kemenangan dalam konflik tersebut. Iran menyatakan bahwa angkatan bersenjatanya memberikan tanggapan yang memalukan dan patut dicontoh terhadap “kekejaman musuh,” menyoroti serangan terhadap pangkalan AS di Qatar dan serangan rudal fajar terhadap Israel. Iran menegaskan bahwa mereka menanggapi serangan terhadap wilayahnya secara proporsional dan tepat waktu, memaksa musuh untuk menyesal dan menerima kekalahan serta penghentian agresi secara sepihak.
Peringatan dan Penyangkalan
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menambahkan bahwa Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, tanpa mempercayai pernyataan musuh dan dengan kesiapan penuh, siap untuk memberikan tanggapan tegas terhadap setiap tindakan pelanggaran oleh musuh. Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran membantah klaim Israel bahwa Teheran meluncurkan rudal ke Israel setelah gencatan senjata disepakati. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menuduh Iran melanggar gencatan senjata dan memerintahkan “serangan hebat” terhadap Teheran.
Situasi Program Nuklir Iran dan Peringatan Israel
Media Israel melaporkan bahwa militer mencegat dua rudal balistik yang diluncurkan dari Iran. Mohammad Eslami, kepala Organisasi Energi Atom Iran, menyatakan bahwa negaranya sedang mengevaluasi kerusakan pada program nuklirnya dan berencana untuk merehabilitasinya. “Kami telah mengambil tindakan yang diperlukan dan saat ini sedang menilai area yang rusak,” ungkap Eslami. Ia menambahkan bahwa persiapan untuk pemulihan telah diantisipasi untuk mencegah gangguan dalam produksi atau layanan. Militer Israel memperingatkan bahwa “bahaya masih ada” meskipun pemerintah sebelumnya mengumumkan kesepakatan gencatan senjata dengan Iran. Juru Bicara Angkatan Darat Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin, menegaskan bahwa kepala staf telah menginstruksikan seluruh Angkatan Darat untuk menjaga tingkat kewaspadaan dan kesiapan yang tinggi untuk respons yang kuat terhadap setiap pelanggaran gencatan senjata. Defrin menekankan bahwa instruksi komando Front Dalam Negeri harus dipatuhi, karena “bahaya masih ada.”