Sembilan Warga Gaza Kembali Meninggal karena Kelaparan
https://frenchysymphony.com/ Jalur Gaza – Fasilitas kesehatan di Jalur Gaza melaporkan adanya tambahan sembilan orang yang meninggal dunia akibat kekurangan pangan dan gizi buruk dalam satu hari terakhir. Informasi tersebut diumumkan Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat (25/7/2025).
Anak-Anak Jadi Korban Terbanyak
Dengan penambahan ini, total warga Gaza yang tewas akibat kelaparan selama konflik dengan Israel kini mencapai 122 jiwa. Dari jumlah tersebut, 83 di antaranya adalah anak-anak, menurut keterangan resmi kementerian melalui Telegram.
Iran Soroti Penolakan Resolusi PBB oleh AS dan Israel
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyoroti sikap Amerika Serikat (AS) dan Israel yang menolak resolusi penting Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada akhir 2021. Resolusi tersebut menetapkan bahwa akses terhadap pangan adalah hak asasi manusia yang harus dijamin.
“Seluruh negara anggota mendukung Resolusi Hak Atas Pangan, hanya dua negara ini yang menolaknya,” tulis Esmaeil Baghaei di platform X. Ia menambahkan bahwa dalam resolusi tersebut disebutkan secara tegas bahwa kelaparan tidak boleh dijadikan taktik perang. “Penolakan mereka jelas menunjukkan ada niat untuk menjadikan makanan sebagai senjata konflik,” ujar Baghaei.
Dokter Lintas Batas Sebut Kebijakan Kelaparan
Lembaga kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) mengungkapkan bahwa seperempat anak balita serta ibu hamil dan menyusui yang datang ke klinik mereka di Gaza pekan lalu mengalami gizi buruk. MSF menuding pemerintah Israel sengaja menerapkan “kebijakan kelaparan”.
Korban Anak-Anak Terus Berjatuhan
Salah satu korban terbaru adalah Abdul Qader al-Fayoumi, seorang anak Palestina yang meninggal akibat kelaparan, seperti dikonfirmasi sumber di Rumah Sakit al-Ahli, Kota Gaza, kepada Al Jazeera Arabic.
Dunia Serukan Penghentian Penderitaan Warga Gaza
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyerukan tindakan nyata untuk menyelamatkan warga sipil Gaza. Ia menyebut situasi ini sebagai “tragedi kemanusiaan” dan meminta semua pihak berbuat maksimal agar penderitaan segera berhenti.
Layanan Kesehatan Kritis, Penyakit Meningkat
Sebuah lembaga amal berbasis di Inggris juga memperingatkan krisis layanan kesehatan di Gaza yang makin memburuk karena blokade pengiriman bantuan oleh Israel. Akibatnya, penyakit yang menyebar melalui air dilaporkan melonjak hingga 150 persen.
Kekerasan di Tepi Barat Tetap Memakan Korban
Di wilayah Tepi Barat, kekerasan juga terus terjadi. Mohammed Khaled Hassan Mabrouk, remaja berusia 14 tahun, tutup usia setelah menderita luka tembak yang dilakukan tentara Israel di kamp pengungsi al-Ein, sebelah barat Nablus.
