https://frenchysymphony.com/ JALUR GAZA – Sumber internal dari dinas keamanan perlawanan Palestina kini memantau dengan cermat pergerakan sekelompok tentara bayaran yang dilaporkan beroperasi dengan dukungan langsung dari pasukan Israel. Para individu ini telah ditempatkan di area yang dikuasai Israel di sebelah timur kota Rafah, di Jalur Gaza selatan.
Sebuah surat edaran yang dirilis kemarin oleh platform keamanan Al-Hares menyebutkan bahwa kelompok-kelompok bayaran ini terlibat dalam berbagai aktivitas yang mendukung tujuan pendudukan Israel. Aktivitas tersebut meliputi misi pengintaian lapangan dan pengumpulan intelijen. Mereka juga dikabarkan terlibat dalam penyisiran gedung dan pembersihan area, serta berupaya memancing anggota perlawanan agar mengungkapkan lokasi dan taktik tempur mereka. Lebih lanjut, surat edaran tersebut melaporkan bahwa kelompok-kelompok ini telah mendirikan pos pemeriksaan untuk menyaring individu yang diduga berafiliasi dengan perlawanan Palestina. Sumber tersebut menegaskan komitmen perlawanan untuk mengejar siapa pun yang terbukti terlibat dalam aktivitas “tentara bayaran” atau “perampokan jalanan”, dan memperingatkan warga agar tidak tergoda oleh tawaran untuk kembali ke wilayah yang dikuasai pasukan pendudukan Israel sebagai imbalan atas kerja sama dengan musuh.
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Parah: Seluruh Rumah Sakit di Gaza Utara Tutup
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (5/6/2025) melaporkan bahwa seluruh rumah sakit di Gaza Utara kini tidak beroperasi akibat operasi militer Israel. Pengiriman bantuan juga masih terhambat karena penolakan akses yang berulang kali dari pihak Israel, seperti dilaporkan oleh Anadolu.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan dalam konferensi pers, “Rekan-rekan kami di lapangan menginformasikan bahwa angka terbaru menunjukkan, dalam tiga minggu terakhir, lebih dari 100.000 orang terpaksa mengungsi di provinsi-provinsi Gaza Utara dan Gaza saja.” Ia menambahkan bahwa mitra kesehatan telah memperingatkan bahwa fasilitas-fasilitas sangat terdampak oleh permusuhan yang sedang berlangsung, dengan lebih banyak lagi yang menangguhkan operasi setiap hari. “Pada hari Senin, staf dan pasien yang tersisa di Rumah Sakit Indonesia, di Gaza Utara, telah dievakuasi. Akibatnya, tidak ada satu pun rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza Utara,” tambah Dujarric.
Hambatan Pengiriman Bantuan dan Akses Kemanusiaan
Dujarric menyebut bahwa PBB terus berupaya mengirimkan bantuan melalui penyeberangan Kareem Shalom. “Hari ini, kami menyerahkan lebih dari 130 truk bermuatan yang telah mendapat izin kedua dan terakhir dari Israel, tetapi hanya 50 di antaranya, yang membawa tepung, yang disetujui,” jelasnya. Ia juga mengungkapkan, “Satu upaya ditolak aksesnya sama sekali dan yang lain berhasil mengambil lebih dari selusin truk bermuatan,” seraya menambahkan bahwa kurang dari 400 truk telah terkumpul sejak penyeberangan dibuka kembali.
Tim PBB menghadapi enam penolakan akses di Gaza pada hari Senin, termasuk upaya untuk mengirimkan air dan mengambil bahan bakar. Dujarric menekankan, “Penolakan Israel mencegah PBB dari melakukan intervensi yang sama pentingnya seperti mengangkut air kepada mereka yang membutuhkannya.” Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Dujarric memperingatkan bahwa tanpa akses langsung ke bahan bakar yang sudah ada di dalam Gaza tetapi di daerah yang dimiliterisasi atau dibatasi, “layanan yang lebih penting harus segera menangguhkan operasi.”