Pasukan Bersenjata Serbu Rumah Sakit
https://frenchysymphony.com/ DAMASKUS – Sekelompok pasukan bersenjata yang loyal kepada Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa memaksa para pegawai sebuah rumah sakit berlutut. Seorang pegawai yang nekat bangkit melawan langsung ditembak mati di tempat.
Video mengerikan ini dirilis oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), meski tanggal kejadian tidak disebutkan. Rekaman tersebut diambil dari dalam Rumah Sakit Nasional Sweida dan memperlihatkan sekelompok besar pria berseragam rumah sakit dipaksa berlutut di lantai di bawah todongan senjata.
Pegawai Bangkit dan Ditembak dari Dekat
Menurut SOHR, para pelaku diidentifikasi sebagai anggota Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri Suriah. Dalam rekaman terlihat seorang pegawai ditampar oleh seorang pria bersenjata. Korban kemudian berdiri dan mencoba melawan, namun langsung ditembak dua kali dari jarak dekat.
Setelah itu, terdengar tembakan susulan yang menyebabkan beberapa korban lain terjatuh di lantai.
Latar Belakang Konflik di Sweida
Insiden ini terjadi di tengah bentrokan sengit di kota Sweida antara milisi Druze dan suku Badui Sunni yang sudah berlangsung sejak Juli. Awalnya, pasukan pemerintah memasuki Sweida, sekitar 110 km dari Damaskus, untuk menegakkan gencatan senjata. Namun, mereka justru bersekutu dengan faksi Badui melawan milisi Druze.
Meski pemerintah merebut kembali banyak desa Druze di sekitar wilayah tersebut, kota Sweida yang berpenduduk lebih dari 70.000 jiwa masih berada di bawah kendali penuh pasukan Druze.
Seruan Penyelidikan Internasional
Pada Sabtu lalu, Sheikh Hikmat Al-Hijri, pemimpin spiritual komunitas Druze Suriah, menyerukan penyelidikan internasional atas kekerasan di Sweida, termasuk peristiwa berdarah di rumah sakit.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, ia meminta agar para pelaku diadili di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan mendesak pengiriman pengamat internasional untuk melindungi warga sipil.
Keterlibatan Israel
Komunitas Druze juga terdapat di Israel, dan banyak anggotanya bertugas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Israel ikut campur dalam konflik dengan melakukan invasi ke Suriah. Menurut para pemimpin Druze, serangan Israel membantu mencegah pembantaian massal yang lebih besar terhadap komunitas mereka.