Keinginan Trump untuk Mencaplok Kanada
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa langkah tersebut tidak melibatkan rencana invasi militer. Dalam sebuah wawancara di acara “Meet the Press” NBC News, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz menyatakan bahwa ia tidak percaya Trump memiliki rencana untuk melakukan invasi terhadap Kanada.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/elon-musk-tuduh-usaid-dukung-riset-senjata-biologis-termasuk-proyek-covid-19/
Pernyataan Mike Waltz Mengenai Ambisi Trump
Waltz menjelaskan bahwa selama bertahun-tahun, banyak warga Kanada merasa tidak puas dengan pemerintahan liberal di bawah Perdana Menteri Justin Trudeau. “Pemerintahan Amerika, di bawah kepemimpinan Presiden Trump, berfokus pada penegakan kembali dominasi di Belahan Bumi Barat, mulai dari Arktik hingga Terusan Panama,” kata Waltz. Ia juga menambahkan bahwa Amerika Serikat kini tengah meningkatkan pengaruhnya, terutama terkait masalah energi, makanan, dan sumber daya mineral penting yang ada di wilayah tersebut.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/hamas-penarikan-pasukan-israel-dari-koridor-netzarim-tanda-kekalahan-zionis/
Rencana Trump tentang Greenland dan Terusan Panama
Beberapa minggu sebelum dilantik untuk masa jabatan keduanya, Trump juga menyampaikan rencananya untuk mencaplok Greenland dan mengembalikan kendali atas Terusan Panama. Pernyataan tersebut juga disuarakan oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam kunjungannya ke Panama. Trump sendiri menyebutkan bahwa Kanada akan lebih baik jika bergabung menjadi bagian dari Amerika Serikat, dengan alasan bahwa negara tersebut merugi USD 200 miliar setiap tahun karena hubungan perdagangan dengan Kanada.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/hamas-menyatakan-klaim-kemenangan-israel-adalah-ilusi-yang-hancur/
Trump Menilai Penggabungan Kanada Akan Menguntungkan AS
Trump menilai bahwa jika Kanada menjadi negara bagian ke-51, hubungan antara kedua negara akan lebih menguntungkan bagi Amerika Serikat. “Kita kehilangan USD 200 miliar per tahun dalam hubungan dengan Kanada. Saya tidak ingin membiarkan hal itu terus berlanjut,” kata Trump. Ia berpendapat bahwa dengan menjadikan Kanada bagian dari AS, negara tersebut tidak perlu lagi memberikan subsidi besar kepada Kanada.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/palestina-tegaskan-bukan-proyek-investasi-lahan-tidak-dijual/
Trump Berencana Memotong Anggaran di Beberapa Lembaga Pemerintah
Selain mengenai Kanada, Mike Waltz juga membahas rencana Trump untuk melakukan pemotongan anggaran yang agresif di berbagai lembaga pemerintah, termasuk Departemen Pertahanan. Dalam wawancara yang sama, Waltz menyatakan bahwa anggaran pertahanan AS yang sangat besar perlu diperbaiki agar lebih efisien. “Saya akan mendorong Elon Musk untuk memeriksa pemborosan pengeluaran di Departemen Pendidikan dan Departemen Pertahanan,” kata Trump, yang juga menekankan pentingnya efisiensi di lembaga-lembaga ini.
Musk dan Inisiatif Penghematan Anggaran Pemerintah
Trump juga memberikan perhatian khusus kepada Elon Musk, yang baru-baru ini dilibatkan dalam upaya untuk memangkas pekerjaan dan pendanaan di Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Musk, yang dikenal dengan kepemimpinan SpaceX, disebut akan memeriksa apakah pengeluaran negara sudah dikelola dengan bijak dan efisien. Waltz menilai bahwa USAID sering kali tidak menggunakan dana dengan efektif, mengingat besarnya jumlah yang harus dibagikan kepada berbagai kontraktor.
Baca Juga : https://frenchysymphony.com/epidemi-desersi-melanda-militer-ukraina-4-pemicunya/
Kontroversi Tentang Pengelolaan Dana USAID
Waltz menambahkan bahwa program-program USAID tidak selalu selaras dengan kepentingan strategis pemerintah AS. Ia menyarankan agar dana tersebut digunakan lebih bijaksana, karena sering kali hanya sebagian kecil yang sampai ke pihak yang benar-benar membutuhkan, sementara yang lainnya terbagi di antara kontraktor-kontraktor besar dan subkontraktor.
Dengan berbagai kebijakan dan rencana ini, Trump berusaha untuk memperkuat posisi Amerika Serikat dalam menghadapi tantangan global, sambil meningkatkan efisiensi pengelolaan dana negara.
Artikel Terkait : https://frenchysymphony.com/